I.
TUJUAN
Untuk mengetahui morfologi telur dan
larva cacing dalam sampel tinja yang diperiksa secara indirect.
II. PRINSIP
·
Formalin Eter : Parasit akan
terkonsentrasi pada endapan dengan adanya pemusingan dan dengan adanya formalin
eter, bentuk parasit akan terawetkan.
·
Asam Eter : Parasit akan terkonsentrasi
pada endapan dengan adanya pemusingan dan dengan adanya asam eter bentuk
parasit akan terpisahkan dari kotoran.
III. ALAT
DAN BAHAN
1. Mikroskop
2. Object
glass
3. Deck
glass
4. Centrifuge
5. Tabung
reaksi
6. Penyumbat
tabung
7. Corong
8. Batang
pengaduk
9. Lidi
10. Pipet
tetes
11. Gelas
ukur
12. Kassa
13. NaCl
0,9 %
14. Asam
(HCl 15 %)
15. Eter
16. Formalin
10 %
17. Larutan
lugol atau eosin 2 %
18. Sampel
tinja
IV. CARA
KERJA
A. Formalin
Eter
1. Masukkan
2 gram sampel tinja dan 2 ml NaCl 0.9 % ke dalam tabung reaksi, lalu
homogenkan.
2. Centrifuge
selama 2 menit dengan kecepatan 1500 rpm sampai jenuh. Kemudian buang
supernatan.
3. Tambahkan
8 ml formalin 10 %, lalu homogenkan dan tunggu 5 menit.
4. Tambahkan
3 ml eter, sumbat tabung dengan penyumbat tabung lalu kocok untuk
menghomogenkan.
5. Centrifuge
selama 2 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Kemudian ambil debris dengan lidi.
6. Teteskan
1 tetes endapan dan 1 tetes larutan lugol 2 % pada object glass, lalu
homogenkan dengan menggunakan tusuk gigi.
7. Tutup
object glass dengan deck glass.
8. Periksa
di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x.
B. Asam
Eter
1. Masukkan
2 gram sampel tinja dan 2 ml HCl 15 % ke dalam tabung reaksi, lalu homogenkan.
2. Tambahkan
4 ml HCl 15 %, aduk dengan batang pengaduk sampai homogen.
3. Tambahkan
8 ml air dan saring dengan menggunakan kassa.
4. Tambahkan
3 ml eter, sumbat tabung dengan penyumbat tabung dan kocok ± 30 detik untuk
menghomogenkan.
5. Centrifuge
selama 2 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Kemudian ambil debris dengan lidi dan
buang supernatan.
6. Teteskan
1 tetes endapan dan 1 tetes larutan lugol 2 % pada object glass, lalu
homogenkan dengan menggunkan tusuk gigi.
7. Tutup
object glass dengan deck glass.
8. Periksa
di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x.
Pemeriksaan
indirect tinja adalah pemeriksaan secara tidak langsung pada tinja. Pemeriksaan
indirect tinja metode pengendapan ini ada 2 cara, yaitu menggunkan formalin
eter dan asam eter.
Pemeriksaan
indirect tinja metode pengendapan dengan teknik pengendapan formalin eter lebih
banyak digunakan untuk pemeriksaan kista protozoa, telurberoperculum dan telur Schistosoma sp. Tetapi tidak dapat untuk
mengkonsentrasikan bentuk tropozoit pada bahan yang segar, kecuali jika dipakai
bahan pemeriksaan yang telah diawetkan dengan pengawet PVA. Teknik ini
merupakan teknik pilihan untuk mengkonsentrasikan bahan pemeriksaan yang
diawetkan dengan formalin. Dalam teknik inipun dipakai formalin yang berguna
untuk tetap mengawetkan bentuk parasit, sedangkan pemakaian eter bertujuan
untuk menyingkirkan lemak dan minyak yang ada pada tinja.
Pemeriksaan
indirect tinja metode pengendapan dengan teknik pengendapan asam eter ini
merupakan pemeriksaan cepat. Khususnya tinja yang kasar, campurkan antara asam
keras dan eter akan membersihkan atau menjernihkan endapan, sehingga parasit
baik untuk telur dan tempayak Helmintes.
Pemeriksaan indirect
tinja metode pengendapan ini memungkinkan parasit-parasit yang mengendap ikut
terbuang pada saat pembuangan eter, debris dan larutan yang digunakan untuk
pemeriksaan baik asam maupun formalin.
0 comments:
Post a Comment