I.
TUJUAN
Untuk mengetahui adanya telur atau larva
cacing pada sampel tinja.
II. PRINSIP
Adanya telur atau larva cacing dalam
tinja dapat diketahui dengan pemeriksaan secara mikroskopis dengan pengecatan
lugol atau eosin, menggunakan perbesaran 100x (lensa objektif 10x dan lensa
okuler 10x).
III. ALAT
DAN BAHAN
1. Mikroskop
2. Object
glass
3. Deck
glass
4. Lidi/
tusuk gigi
5. Kertas
saring
6. Larutan
lugol atau eosin
7. Sampel
tinja
IV. CARA
KERJA
1. Siapkan
object glass bersih, kering dan bebas lemak.
2. Teteskan
1 tetes larutan lugol pada object glass.
3. Tambahkan
1 tetes sampel tinja pada object glass.
4. Aduk
atau campur dengan tusuk gii sampai homogen.
5. Tutup
dengan deck glass posisi rapi dan simetris. Kelebihan cairan dihisap dengan
kertas saring. Jangan sampai ada gelembung udara.
6. Periksa
di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x (lensa objektif 10x dan lensa okuler
10x) secara simetris.
Penyakit
infeksi yang disebabkan oleh cacing masih tinggi prevelansinya terutama pada
penduduk di daerah tropis seperti Indonesia, dan merupakan masalah yang cukup
besar bagi bidang kesehatan. Hal ini dikarenakan Indonesia berada dalam kondisi
geografis dengan temperatur dan kelembaban yang sesuai, sehingga kehidupan
cacing ditunjang oleh proses daur hidup dan cara penularannya.
Identifikasi
parasit yang tetap memerlukan pengalaman dalam membedakan sifat sebagai
spesies, parasit, kista, telur, larva dan juga memerlukan pengetahuan tentang
berbagai bentuk pseudoparasit dan artefak yang mungkin dikira suatu parasit.
Identifikasi parasit juga bergantung pada persiapan bahan yang baik untuk
pemeriksaan, baik dalam keadaan hidup maupun sediaan yang telah dipulas. Bahan
yang akan diperiksa tergantung dari jenis parasitnya, untuk cacing atau
protozoa usus maka bahan yang diperiksa adalah tinja atau feses.
Pemeriksaan
feses dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing atau larva yang
infektif. Pemeriksaan feses ini juga dimaksudkan untuk mendiagnosa tingkat
infeksi cacing parasit usus pada orang yang diperiksa fesesnya.
Pemeriksaan
feses dapat dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Salah satu
metode kualitatif yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah metode natif.
Metode natif dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat san baik untuk infeksi
berat, tetapi untuk infeksi ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara
pemeriksaan ini menggunakan larutan lugol atau eosin 2%. Penggunaan eosin
dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing dengan kotoran di
sekitarnya.
Kelebihan
metode ini adalah mudah dan cepat dalam pemeriksaan telur cacing semua spesies,
biaya yang diperlukan sedikit, serta peralatan yang digunakan juga sedikit.
Sedangkan kekurangan metode ini adalah dilakukannya hanya untuk infeksi berat,
infeksi ringan sulit dideteksi.
Infeksi
oleh parasit berlangsung tanpa gejala atau menimbulkan gejala ringan. Diagnosis
yang berdasarkan gejala klinik saja kurang dapat dipastikan, sehingga harus
dengan bantuan pemeriksaan laboratorium.
0 comments:
Post a Comment