Pemeriksaan
gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam
penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan
gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, dimana hal
ini merupakan salah satu tindakan yang bertujuan untuk pemantauan terhadap
sistem respirasi status asam basa tubuh pasien, yaitu pertukaran gas antara
udara dari paru serta antara darah dan jaringan.
Pemeriksaan
gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang
dilakukan, jadi dapat digunakan sebagai salah satu kriteria untuk menilai
pengobatan. Diagnosa tidak dapat ditegakkan hanya dari penilaian analisa gas
darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.
Walaupun
demikian pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) ini, bisa dijadikan sebagai salah satu tolak
ukur pasien-pasien kritis di ICU masih tetap bisa dipertahankan sampai dengan
stabil kondisinya atau prognosa buruk. Diperlukan ketepatan dan keakuratan
dalam interpretasi hasil, sementara ketepatan dan keakuratan interpretasi hasil
tergantung keakuratan obyek yang diukur, dalam hal ini darah arterinya. Ini
menuntut pemahaman dan ketepatan dalam pengambilan darah arteri.
Keterampilan
seorang phlebotomis dalam pengambilan darah arteri sangat menentukan sekali
terhadap akurasi hasil, dan sekaligus menentukan dampak komplikasi yang
ditimbulkan. Hal ini tentunya tergantung dari berapa kali dia sudah pernah
mengambil darah arteri AGD (pengalaman), pengetahuan phlebotomis terhadap
komplikasi yang bisa ditimbulkan dari pengambilan darah arteri yang tidak
tepat, pemahamanvaskularisasi pasien, apakah masih bagus vaskularisasinya atau
sudah kolaps.
Komplikasi
yang dapat ditimbulkan dari pengambilan darah arteri AGD yang tidak
memperhatikan prosedur antara lain yaitu: apabila jarum sampai menembus
periosteum tulang akan menimbulkan nyeri, perdarahan, cidera syaraf, spasme
arteri, gangguan sirkulasi pada ekstremitas, hematoma dan risiko emboli otak.
A.
Pengertian
Pemeriksaan
Analisa Gas Darah (AGD) atau Arterial Blood Gases (ABG) dikenal juga dengan
nama pemeriksaan “Astrup”, yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan
melalui darah arteri. Pemeriksaan gas darah dan pH digunakan sebagai pegangan
dalam penanganan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun.
B.
Tujuan
1.
Mengetahui
keadaan O2 dan metabolisme sel.
2.
Efisiensi
pertukaran O2 dan CO2.
3.
Kemampuan
Hb dalam mengangkut O2 dan CO2.
4.
Tingkat
tekanan O2 dalam darah arteri.
5.
Untuk
diagnosa dan pengelolaan :
a.
Penyakit
pernafasan
b.
Pemberian
oksigen
c.
Keseimbangan
asam basa
C.
Lokasi
Pengambilan
·
Kriteria pemilihan tergantung pada :
a.
Ada tidaknya sirkulasi kolateral
b.
Seberapa besarnya arteri
c.
Jenis jaringan yang mengelilinginya
·
Bagian yang tidak boleh dipilih :
a.
Adanya peradangan
b.
Adanya iritasi
c.
Adanya Oedema
d.
Dekat dengan luka
e.
Percabangan arteri dengan Fistula
·
Lokasi pengambilan darah :
1. Radial Artery (RA) / Arteri Radialis
Merupakan
pilihan pertama yang paling aman dipakai untuk fungsi arteri kecuali terdapat
banyak bekas tusukan atau hematome juga apabila Allen test negatif. Arteri yang
berada di pergelangan tangan pada posisi ibu jari. Terdapat sirkulasi kolateral
(suplai darah dari beberapa arteri). Kesulitannya ukuran arteri kecil, sulit
memperoleh kondidi pasien dengan curah jantung yang rendah.
2.
Brachial Artery / Arteri Brachialis
Arteri yang berada pada medial anterior bagian antecubital fossa, terselip
diantara otot bisep. Ukuran arteri besar sehingga mudah dipalpasi dan ditusuk.
Sirkulasi kolateral cukup, tetapi tidak sebanyak RA. Kesulitannya letak arteri
lebih dalam, letaknya dekat dengan basillic vein dan syaraf median, kemungkinan
terjadi hematoma.
3.
Femoral Artery / Arteri Femoralis
Arteri
yang paling besar untuk AGD. Berada pada permukaan paha dalam di dalam, di
sebelah lateral tulang pubis. Dapat dlakukan AGD sekalipun pada pasien dengan
curah jantung yang rendah. Kesulitannya sirkulasi kolateral sedikit sehingga
mudah terjadi infeksi pada tempat pengambilan, sulit untuk bekerja aseptis,
pada orang tua (gangguan pada dinding arteri sebelah dalam), letaknya dekat
dengan vena paha (salah tusuk).
4.
Pada bayi : Arteri kulit kepala dan arteri tali
pusat.
5.
Pada orang dewasa : Arteri dorsalis pedis.
Indikasi
1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik
2. Pasien deangan edema pulmo
3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)
4. Infark miokard
5. Pneumonia
6. Klien syok
7. Post pembedahan coronary arteri baypass
8. Resusitasi cardiac arrest
9. Klien dengan perubahan status respiratori
10. Anestesi
yang terlalu lamaKontra Indikasi
Pengambilan darah arteri tidak dilakukan pada
pasien yang sedang menjalani terapi anti koagulan, dan pasien dengan riwayat
gangguan pembekuan darah.
0 comments:
Post a Comment