Tuesday, September 3, 2013

PEMERIKSAAN DIRECT TINJA

Posted by Unknown at 1:09 AM

I.         TUJUAN
Untuk mengetahui adanya telur atau larva cacing pada sampel tinja.

II.      PRINSIP
Adanya telur atau larva cacing dalam tinja dapat diketahui dengan pemeriksaan secara mikroskopis dengan pengecatan lugol atau eosin, menggunakan perbesaran 100x (lensa objektif 10x dan lensa okuler 10x).

III.   ALAT DAN BAHAN
1.      Mikroskop
2.      Object glass
3.      Deck glass
4.      Lidi/ tusuk gigi
5.      Kertas saring
6.      Larutan lugol atau eosin
7.      Sampel tinja

IV.   CARA KERJA
1.      Siapkan object glass bersih, kering dan bebas lemak.
2.      Teteskan 1 tetes larutan lugol pada object glass.
3.      Tambahkan 1 tetes sampel tinja pada object glass.
4.      Aduk atau campur dengan tusuk gii sampai homogen.
5.      Tutup dengan deck glass posisi rapi dan simetris. Kelebihan cairan dihisap dengan kertas saring. Jangan sampai ada gelembung udara.
6.      Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x (lensa objektif 10x dan lensa okuler 10x) secara simetris.

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing masih tinggi prevelansinya terutama pada penduduk di daerah tropis seperti Indonesia, dan merupakan masalah yang cukup besar bagi bidang kesehatan. Hal ini dikarenakan Indonesia berada dalam kondisi geografis dengan temperatur dan kelembaban yang sesuai, sehingga kehidupan cacing ditunjang oleh proses daur hidup dan cara penularannya.
Identifikasi parasit yang tetap memerlukan pengalaman dalam membedakan sifat sebagai spesies, parasit, kista, telur, larva dan juga memerlukan pengetahuan tentang berbagai bentuk pseudoparasit dan artefak yang mungkin dikira suatu parasit. Identifikasi parasit juga bergantung pada persiapan bahan yang baik untuk pemeriksaan, baik dalam keadaan hidup maupun sediaan yang telah dipulas. Bahan yang akan diperiksa tergantung dari jenis parasitnya, untuk cacing atau protozoa usus maka bahan yang diperiksa adalah tinja atau feses.
Pemeriksaan feses dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing atau larva yang infektif. Pemeriksaan feses ini juga dimaksudkan untuk mendiagnosa tingkat infeksi cacing parasit usus pada orang yang diperiksa fesesnya.
Pemeriksaan feses dapat dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Salah satu metode kualitatif yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah metode natif. Metode natif dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat san baik untuk infeksi berat, tetapi untuk infeksi ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara pemeriksaan ini menggunakan larutan lugol atau eosin 2%. Penggunaan eosin dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing dengan kotoran di sekitarnya.
Kelebihan metode ini adalah mudah dan cepat dalam pemeriksaan telur cacing semua spesies, biaya yang diperlukan sedikit, serta peralatan yang digunakan juga sedikit. Sedangkan kekurangan metode ini adalah dilakukannya hanya untuk infeksi berat, infeksi ringan sulit dideteksi.
Infeksi oleh parasit berlangsung tanpa gejala atau menimbulkan gejala ringan. Diagnosis yang berdasarkan gejala klinik saja kurang dapat dipastikan, sehingga harus dengan bantuan pemeriksaan laboratorium.

0 comments:

Post a Comment

 

WELCOME TO MY BLOG Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei