Tuesday, September 3, 2013

PEMERIKSAAN INDIRECT TINJA (Metode Pengapungan Garam Pekat dan Gula Pekat)

Posted by Unknown at 1:17 AM 0 comments

I.         TUJUAN
Untuk mengetahui adanya parasit dalam tinja.

II.      PRINSIP
Parasit akan terkonsentrasi mengapung pada lapisan teratas suatu larutan, dimana larutan tersebut memiliki berat jenis yang lebih tinggi dari berat jenis parasit, material lain/ debris akan terpisah sehingga tenggelam.

III.   ALAT DAN BAHAN

1.      Mikroskop
2.      Object glass
3.      Deck glass
4.      Batang pengaduk
5.      Tabung reaksi
6.      Rak tabung reaksi
7.      Pinset
8.      Larutan garam pekat
9.      Larutan gula pekat
10.  Larutan lugol
11.  Sampel tinja


IV.   CARA KERJA
A.    Garam Pekat
1.      Masukkan larutan garam pekat ke dalam tabung reaksi sebanyak ¼ tabung.
2.      Masukkan 2 gram sampel tinja ke dalam tabung reaksi.
3.      Homogenkan dengan batang pengaduk larutan garam pekat dan sampel tinja.
4.      Letakkan tabung reaksi dalam rak tabung dengan posisi tegak lurus.
5.      Masukkan larutan garam pekat ke dalam tabung reaksi sampai hampir penuh.
6.      Tambahkan sedikit demi sedikit larutan garam pekat sampai permukaan cembung.
7.      Tutup tabung reaksi dengan deck glass, tunggu 10 menit.
8.      Teteskan 1 tetes larutan lugol pada object glass.
9.      Ambil deck glass dengan pinset, letakkan di atas object glass.
10.  Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x.
B.     Gula Pekat
1.      Masukkan larutan gula pekat ke dalam tabung reaksi sebanyak ¼ tabung.
2.      Masukkan 2 gram sampel tinja ke dalam tabung reaksi.
3.      Homogenkan dengan batang pengaduk larutan gula pekat dan sampel tinja.
4.      Letakkan tabung reaksi dalam rak tabung dengan posisi tegak lurus.
5.      Masukkan larutan gula pekat ke dalam tabung reaksi sampai hampir penuh.
6.      Tambahkan sedikit demi sedikit larutan gula pekat sampai permukaan cembung.
7.      Tutup tabung raksi dengan deck glass, tunggu 20 menit.
8.      Teteskan 1 tetes larutan lugol pada object glass.
9.      Ambil deck glass dengan pinset, letakkan di atas object glass.
10.  Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x.

Pemeriksaan indirect tinja adalah pemeriksaan pemeriksaan secara tidak langsung pada tinja. Pemeriksaan indirect dengan metode pengapungan ini memungkinkan bentuk parasit terkonsentrasi mengapung pada lapisan teratas dari suatu larutan, dimana larutan tersebut mempunyai berat jenis yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan berat jenis parasit, sedangkan material tinja yang lain terpisahkan dari parasit sehingga mengendap.
Pemeriksaan indirect tinja ini mempunyai 2 metode, yaitu dengan menggunakan larutan garam pekat dan gula pekat. Ada perbedaan dari kedua larutan ini, dilihat dari berat jenis dan waktu yang digunakan pada proses pengendapan. Pada garam pekat, berat jenis yang dimiliki adalah 1120-1210 dan membutuhkan waktu 10 menit. Sedangkan pada gula pekat, berat jenisnya 1180 dan membutuhkan waktu selama 20 menit.
Teknik pengapungan garam pekat ini mempunyai keuntungan cepat prosedur pemeriksaannya, sehingga baik untuk kerja lapangan dan memuaskan untuk telur-telur Ascaris lumbricoides, Hook Worm, Trichuris trichiura, Taenia sp, Hymenolepis nana, tempayak Helmintes dan Protozoa.
Teknik pengapungan gula pekat ini mempunyai keuntungan dimana telur-telur Helmintes dan kista protozoa dapat dikonsentrasikan dengan pengapungan. Untuk protozoa, larutan gula pekat lebih memuaskan daripada larutan garam pekat, sebab dengan larutan garam pekat lebih sering menyebabkan pecah dan berkerutnya kebanyakan kista protozoa dan beberapa telur Helmintes.

PEMERIKSAAN INDIRECT TINJA (Metode Pengendapan Formalin Eter dan Asam Eter)

Posted by Unknown at 1:15 AM 0 comments

I.         TUJUAN
Untuk mengetahui morfologi telur dan larva cacing dalam sampel tinja yang diperiksa secara indirect.

II.      PRINSIP
·         Formalin Eter : Parasit akan terkonsentrasi pada endapan dengan adanya pemusingan dan dengan adanya formalin eter, bentuk parasit akan terawetkan.
·         Asam Eter : Parasit akan terkonsentrasi pada endapan dengan adanya pemusingan dan dengan adanya asam eter bentuk parasit akan terpisahkan dari kotoran.

III.   ALAT DAN BAHAN

1.      Mikroskop
2.      Object glass
3.      Deck glass
4.      Centrifuge
5.      Tabung reaksi
6.      Penyumbat tabung
7.      Corong
8.      Batang pengaduk
9.      Lidi
10.  Pipet tetes
11.  Gelas ukur
12.  Kassa
13.  NaCl 0,9 %
14.  Asam (HCl 15 %)
15.  Eter
16.  Formalin 10 %
17.  Larutan lugol atau eosin 2 %
18.  Sampel tinja


IV.   CARA KERJA
A.    Formalin Eter
1.      Masukkan 2 gram sampel tinja dan 2 ml NaCl 0.9 % ke dalam tabung reaksi, lalu homogenkan.
2.      Centrifuge selama 2 menit dengan kecepatan 1500 rpm sampai jenuh. Kemudian buang supernatan.
3.      Tambahkan 8 ml formalin 10 %, lalu homogenkan dan tunggu 5 menit.
4.      Tambahkan 3 ml eter, sumbat tabung dengan penyumbat tabung lalu kocok untuk menghomogenkan.
5.      Centrifuge selama 2 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Kemudian ambil debris dengan lidi.
6.      Teteskan 1 tetes endapan dan 1 tetes larutan lugol 2 % pada object glass, lalu homogenkan dengan menggunakan tusuk gigi.
7.      Tutup object glass dengan deck glass.
8.      Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x.

B.     Asam Eter
1.      Masukkan 2 gram sampel tinja dan 2 ml HCl 15 % ke dalam tabung reaksi, lalu homogenkan.
2.      Tambahkan 4 ml HCl 15 %, aduk dengan batang pengaduk sampai homogen.
3.      Tambahkan 8 ml air dan saring dengan menggunakan kassa.
4.      Tambahkan 3 ml eter, sumbat tabung dengan penyumbat tabung dan kocok ± 30 detik untuk menghomogenkan.
5.      Centrifuge selama 2 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Kemudian ambil debris dengan lidi dan buang supernatan.
6.      Teteskan 1 tetes endapan dan 1 tetes larutan lugol 2 % pada object glass, lalu homogenkan dengan menggunkan tusuk gigi.
7.      Tutup object glass dengan deck glass.
8.      Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x.

Pemeriksaan indirect tinja adalah pemeriksaan secara tidak langsung pada tinja. Pemeriksaan indirect tinja metode pengendapan ini ada 2 cara, yaitu menggunkan formalin eter dan asam eter.
Pemeriksaan indirect tinja metode pengendapan dengan teknik pengendapan formalin eter lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan kista protozoa, telurberoperculum dan telur Schistosoma sp. Tetapi tidak dapat untuk mengkonsentrasikan bentuk tropozoit pada bahan yang segar, kecuali jika dipakai bahan pemeriksaan yang telah diawetkan dengan pengawet PVA. Teknik ini merupakan teknik pilihan untuk mengkonsentrasikan bahan pemeriksaan yang diawetkan dengan formalin. Dalam teknik inipun dipakai formalin yang berguna untuk tetap mengawetkan bentuk parasit, sedangkan pemakaian eter bertujuan untuk menyingkirkan lemak dan minyak yang ada pada tinja.
Pemeriksaan indirect tinja metode pengendapan dengan teknik pengendapan asam eter ini merupakan pemeriksaan cepat. Khususnya tinja yang kasar, campurkan antara asam keras dan eter akan membersihkan atau menjernihkan endapan, sehingga parasit baik untuk telur dan tempayak Helmintes. 
Pemeriksaan indirect tinja metode pengendapan ini memungkinkan parasit-parasit yang mengendap ikut terbuang pada saat pembuangan eter, debris dan larutan yang digunakan untuk pemeriksaan baik asam maupun formalin.

PEMERIKSAAN DIRECT TINJA

Posted by Unknown at 1:09 AM 0 comments

I.         TUJUAN
Untuk mengetahui adanya telur atau larva cacing pada sampel tinja.

II.      PRINSIP
Adanya telur atau larva cacing dalam tinja dapat diketahui dengan pemeriksaan secara mikroskopis dengan pengecatan lugol atau eosin, menggunakan perbesaran 100x (lensa objektif 10x dan lensa okuler 10x).

III.   ALAT DAN BAHAN
1.      Mikroskop
2.      Object glass
3.      Deck glass
4.      Lidi/ tusuk gigi
5.      Kertas saring
6.      Larutan lugol atau eosin
7.      Sampel tinja

IV.   CARA KERJA
1.      Siapkan object glass bersih, kering dan bebas lemak.
2.      Teteskan 1 tetes larutan lugol pada object glass.
3.      Tambahkan 1 tetes sampel tinja pada object glass.
4.      Aduk atau campur dengan tusuk gii sampai homogen.
5.      Tutup dengan deck glass posisi rapi dan simetris. Kelebihan cairan dihisap dengan kertas saring. Jangan sampai ada gelembung udara.
6.      Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x (lensa objektif 10x dan lensa okuler 10x) secara simetris.

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing masih tinggi prevelansinya terutama pada penduduk di daerah tropis seperti Indonesia, dan merupakan masalah yang cukup besar bagi bidang kesehatan. Hal ini dikarenakan Indonesia berada dalam kondisi geografis dengan temperatur dan kelembaban yang sesuai, sehingga kehidupan cacing ditunjang oleh proses daur hidup dan cara penularannya.
Identifikasi parasit yang tetap memerlukan pengalaman dalam membedakan sifat sebagai spesies, parasit, kista, telur, larva dan juga memerlukan pengetahuan tentang berbagai bentuk pseudoparasit dan artefak yang mungkin dikira suatu parasit. Identifikasi parasit juga bergantung pada persiapan bahan yang baik untuk pemeriksaan, baik dalam keadaan hidup maupun sediaan yang telah dipulas. Bahan yang akan diperiksa tergantung dari jenis parasitnya, untuk cacing atau protozoa usus maka bahan yang diperiksa adalah tinja atau feses.
Pemeriksaan feses dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing atau larva yang infektif. Pemeriksaan feses ini juga dimaksudkan untuk mendiagnosa tingkat infeksi cacing parasit usus pada orang yang diperiksa fesesnya.
Pemeriksaan feses dapat dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Salah satu metode kualitatif yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah metode natif. Metode natif dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat san baik untuk infeksi berat, tetapi untuk infeksi ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara pemeriksaan ini menggunakan larutan lugol atau eosin 2%. Penggunaan eosin dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing dengan kotoran di sekitarnya.
Kelebihan metode ini adalah mudah dan cepat dalam pemeriksaan telur cacing semua spesies, biaya yang diperlukan sedikit, serta peralatan yang digunakan juga sedikit. Sedangkan kekurangan metode ini adalah dilakukannya hanya untuk infeksi berat, infeksi ringan sulit dideteksi.
Infeksi oleh parasit berlangsung tanpa gejala atau menimbulkan gejala ringan. Diagnosis yang berdasarkan gejala klinik saja kurang dapat dipastikan, sehingga harus dengan bantuan pemeriksaan laboratorium.
 

WELCOME TO MY BLOG Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei